Merajut Soliditas, Meneguhkan Komitmen Kebangsaan

Jejak Kader PAC GP Ansor Bangil di Tengah Lautan Hijau Inaugurasi Ansor Jatim


Surabaya, Seputarperistiwanews.com — Mentari pagi belum sepenuhnya menampakkan diri ketika rombongan kader PAC GP Ansor Bangil mulai bergerak menuju Surabaya. Dengan seragam hijau khas kebanggaan, semangat yang menyala, dan harapan yang disematkan dalam dada, mereka melangkah pasti menuju panggung konsolidasi terbesar Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur: Inaugurasi dan Halal Bihalal Akbar PW GP Ansor Jatim, yang digelar megah di Jatim Expo Surabaya. Minggu (13/4/2025)

Gelar pasukan yang menjadi sorotan publik ini mengusung tema strategis: "Manunggal TNI - Ansor Bersama Rakyat untuk Indonesia Emas 2045". Bukan sekadar upacara seremonial, tetapi sebuah panggilan kebangsaan. Di tengah riuhnya zaman, GP Ansor Jawa Timur menunjukkan bahwa spirit kebersamaan, militansi kader, dan komitmen ideologis tetap terjaga dan terus menyala.

Ribuan kader dari berbagai penjuru Jawa Timur berkumpul. Tak sekadar datang, tapi menyatu dalam satu barisan perjuangan. Mereka bukan hanya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon—mereka menghidupinya. Di tengah lautan hijau yang memenuhi arena Jatim Expo, tampak rombongan Ansor Bangil membawa spanduk kebanggaan, senyuman hangat, dan wajah penuh dedikasi.

Ahmad Afan, Ketua PAC GP Ansor Bangil, menyampaikan rasa bangga atas kehadiran kader-kadernya dalam momen monumental ini. “Ini bukan sekadar seremoni, ini adalah catatan sejarah. Kami hadir sebagai bagian dari ikhtiar besar untuk membangun masa depan yang lebih gemilang bersama GP Ansor,” ujarnya di sela kegiatan, didampingi para kader dan personel Banser Bangil yang tampil penuh disiplin dan semangat.

Media Ansor Bangil turut serta, mengabadikan momen-momen tak ternilai: pelukan antar-kader setelah lama tak bersua, sorak semangat saat orasi kebangsaan menggema, hingga khidmatnya doa yang dipanjatkan demi keselamatan bangsa. Kamera-kamera sederhana mereka menjadi saksi, bahwa peristiwa ini bukan sekadar kumpul massa gelar pasukan, melainkan napak tilas spiritual, sosial, dan ideologis sebuah gerakan pemuda.

Tak ketinggalan, kehadiran para tokoh GP Ansor, ulama, dan jajaran banom Nahdlatul Ulama lainnya menjadi penegas bahwa Jawa Timur tetap menjadi barometer nasional. Sebuah wilayah yang tak pernah lelah melahirkan kader, menjaga tradisi, dan melawan segala bentuk ancaman terhadap keutuhan NKRI.

Seiring mentari tergelincir di ufuk barat, para kader Ansor Bangil kembali ke daerahnya masing-masing. Namun bukan dengan tangan kosong. Mereka membawa pulang bara semangat, gelora ukhuwah, dan tekad juang baru. Sebab bagi Ansor, setiap perjalanan bukan sekadar kehadiran, tetapi pengabdian.

(Onyes/Arya)

Lebih baru Lebih lama