Pasuruan, Seputarperistiwanews.com – Dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan, acara "Ngopi Bareng BAGUNA" yang digelar di kediaman Listyo Dadang Pujiono di Dusun Carat, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Rabu (23/4), terjadi obrolan ringan santai, namun sarat makna. Ketua BAGUNA DPC Kabupaten Pasuruan ini memanfaatkan momen tersebut untuk membuka tabir berbagai mitos yang selama ini membayangi dunia kerelawanan.
Mengusung tajuk “Mitos vs Fakta Tentang Relawan”, Dadang berbicara blak-blakan soal kesalahpahaman umum yang kerap membuat orang enggan terlibat dalam kegiatan sosial. “Banyak yang mau bantu, tapi ragu karena termakan mitos. Padahal kenyataannya nggak serumit itu,” ujarnya sambil tersenyum.
Salah satu mitos yang paling sering ia dengar adalah bahwa hanya orang dengan waktu luang banyak yang bisa jadi relawan. “Padahal, sumbangan waktu satu-dua jam sebulan pun sudah sangat berarti. Sekarang banyak opsi fleksibel dari berbagai organisasi,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Nurwahyudi Anse, yang akrab disapa Rejo oleh rekan-rekannya, turut menepis anggapan bahwa peran relawan sudah tidak relevan karena keberadaan lembaga-lembaga resmi. “Justru banyak kegiatan kemanusiaan sangat mengandalkan relawan. Tanpa mereka, roda bantuan bisa tersendat,” ujarnya menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat secara sukarela dalam situasi darurat maupun kegiatan sosial.
Sementara itu, Dadang menambahkan bahwa menjadi relawan bukanlah soal usia atau keahlian teknis tertentu. “Yang penting niat dan kemauan belajar. Semua bisa berkontribusi, baik anak muda maupun lansia,” katanya dengan penuh keyakinan. Ia menekankan bahwa semangat gotong royong dan rasa peduli adalah fondasi utama dari gerakan kerelawanan yang inklusif dan terbuka bagi siapa saja.
Bagi mereka yang masih memandang relawan dari sisi materi, Dadang punya jawaban yang menginspirasi. “Yang kita dapat bukan uang, tapi pengalaman, jaringan, keterampilan baru, dan yang paling penting—kepuasan batin,” ucapnya penuh keyakinan.
Ia juga menggarisbawahi kemajuan teknologi sebagai peluang baru dalam dunia kerelawanan. “Kini, ada relawan digital. Dari rumah pun kita bisa berdampak besar,” ujarnya, memberi harapan baru bagi generasi yang akrab dengan dunia daring.
Menutup pernyataannya, Dadang mengajak masyarakat untuk berani mengambil langkah pertama. “Jangan biarkan mitos menghalangi niat baik Anda. Menjadi relawan adalah pengalaman berharga,” pungkasnya, seraya menyuarakan salam khas BAGUNA: “Salam Tanggap, Tangkas, Tangguh.”
(Arya)