Sapa Destana Kaltana: Kolaborasi Relawan PB dan FPRB Kabupaten Pasuruan

Rembang, Seputarperistiwanews.com – Sabtu, 14 Desember 2024, Waroeng Kampoeng Mangga, Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, menjadi saksi penyelenggaraan acara Sapa Destana - Kaltana yang melibatkan Relawan Pengurangan Bencana (PB) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Pasuruan. Acara ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, DR. Nurkholis, S.Sos., M.Si., CIPA., CICHM, serta Wakil Bupati terpilih 2024 - 2029, Gus Shobih.

Dalam laporannya, H. Sugeng Hariyadi, S.T., Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, mengungkapkan bahwa acara ini berlandaskan pada Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Sub Urusan Bencana, yang menjadi dasar bagi pengembangan program pengurangan risiko bencana di Kabupaten Pasuruan.

Penjabat Bupati Pasuruan, DR. Nurkholis, dalam sambutannya, menyoroti bencana banjir yang melanda Kabupaten Pasuruan di penghujung 2024. Banjir ini mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi, bahkan dihadiri oleh Menteri Sosial serta Gubernur Jawa Timur terpilih. Ia menyarankan agar langkah-langkah jangka panjang seperti reboisasi dapat dilakukan untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Gus Shobih menyampaikan salam hangat kepada semua yang hadir, serta menekankan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan bencana, yang tidak hanya terjadi di Pasuruan, tetapi juga di berbagai daerah. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan yang telah bekerja keras, serta berharap pemerintah Kabupaten Pasuruan dapat memperkuat upaya pengurangan risiko bencana pada 2025 mendatang.

Selain itu, forum ini juga menjadi ruang bagi para peserta untuk menyampaikan aspirasi. Ahmad Nur Hasan, Ketua FPRB Kecamatan Winongan, mengajukan permohonan hibah perahu karet, yang bukan sekadar status pinjaman, untuk membantu penanganan bencana. M. Taufik Hidayat dari perwakilan Kelurahan Tangguh Bencana (Kaltana) Kalianyar, Kecamatan Bangil, mengingatkan akan kondisi Tanggul DAS Kali Kedunglarangan yang membahayakan warga Kalianyar, sementara Amin dari Rejoso mengungkapkan masalah pendangkalan sungai Rejoso yang diperburuk oleh aktivitas penambangan yang dibiarkan.

Menanggapi aspirasi tersebut, Pj Bupati Pasuruan, DR. Nurkholis, berjanji untuk membahas lebih lanjut masalah pendangkalan sungai dan perbaikan plengsengan tanggul di Kalianyar. H. Sugeng Hariyadi, Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, berharap langkah-langkah mitigasi bencana bisa lebih efektif, sementara Yudha Triwidya Sasongko, Sekda Kabupaten Pasuruan, menyatakan bahwa evakuasi sarana bencana akan terus diupayakan melalui koordinasi lintas sektoral, meski status hibah sarana belum bisa dipenuhi saat ini.

Acara ini juga memperkenalkan rencana strategis BPBD Kabupaten Pasuruan untuk 2025. Sarinah Rostief, ST., MM, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, mengungkapkan bahwa BPBD akan memperkuat program Kecamatan Tangguh Bencana (KENCANA) dengan membentuk Forum Koordinasi Multi Pihak yang melibatkan lima sektor utama atau Pentahelix. Salah satu fokus utama adalah pembangunan Destana Inklusif berbasis masyarakat adat, dengan contoh program di Tosari Suku Tengger.

Lebih lanjut, Sarinah menjelaskan bahwa program Destana Inklusif ini akan mencakup pembentukan unit layanan disabilitas, pendataan potensi kebencanaan, serta pemetaan risiko bencana. Program ini juga akan melibatkan berbagai organisasi dan komunitas dari seluruh kecamatan di Kabupaten Pasuruan, untuk bersama-sama membangun kesiapsiagaan bencana yang lebih baik.

Dengan upaya koordinasi yang lebih erat antara berbagai pihak, diharapkan Kabupaten Pasuruan dapat menjadi daerah yang semakin tangguh dalam menghadapi potensi ancaman bencana di masa depan.

(Arya)


Lebih baru Lebih lama