Beruntung, Kepala Madrasah Ibtidaiyah, Tasrifin, yang berada di ruangan tersebut, tidak mengalami cidera pada saat insiden terjadi.
Tasrifin, Kepala Sekolah MIMA, mengungkapkan bahwa ia mendengar suara gemuruh beberapa detik sebelum bagian genteng, atap, dan plafon ruang Kamad ambruk. "Tiba-tiba, suara keras terdengar, dan dalam sekejap atap dan plafon jebol ambrol ke bawah," terangnya. Ia juga menambahkan bahwa kejadian ini sangat cepat dan tidak sempat diantisipasi.
Nur Wahyudianse, staf pengajar MIMA, menerangkan, "Pihak sekolah masih melakukan pendataan kerusakan dampak reruntuhan yang ditimbulkan dan pembersihan. Para guru dan staf MIMA memastikan bahwa keadaan kini terkendali, meskipun peristiwa ini menimbulkan trauma bagi beberapa orang. Pihak sekolah berjanji untuk segera melaporkan kejadian ini kepada BPBD Kabupaten Pasuruan serta memastikan bahwa bangunan lain yang ada di lingkungan madrasah juga akan segera diperiksa untuk mencegah kejadian serupa," jelas Yudi.
Pihak berwenang meminta agar pihak-pihak terkait segera melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan yang sudah tua ini demi keselamatan para pengajar, siswa, dan masyarakat sekitar.
(Rejo/Arya)
