Kota Lama Surabaya: Jejak Sejarah di Tengah Modernitas

 


Surabaya, Seputarperistiwanews.com - Kota yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, memiliki kawasan bersejarah yang kerap disebut sebagai Kota Lama Surabaya. Kawasan ini menyimpan banyak bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang menjadi saksi bisu perkembangan kota terbesar kedua di Indonesia ini. Meskipun tak sepopuler Kota Lama Semarang, Kota Lama Surabaya menawarkan pesona tersendiri bagi para pecinta sejarah dan arsitektur.

1. Kawasan Jembatan Merah

Jembatan Merah menjadi simbol penting dalam sejarah Kota Surabaya. Di sekitarnya, terdapat banyak bangunan berarsitektur kolonial yang dulu digunakan sebagai pusat perdagangan dan perkantoran pada masa Hindia Belanda. Jembatan Merah juga dikenal sebagai saksi peristiwa bersejarah dalam Pertempuran Surabaya pada tahun 1945.

2. Gedung-gedung Tua di Jalan Rajawali

Jalan Rajawali merupakan salah satu ruas jalan di kawasan Kota Lama yang dipenuhi dengan gedung-gedung tua bersejarah. Beberapa bangunan di jalan ini masih dipertahankan bentuk aslinya, meskipun ada yang telah beralih fungsi menjadi kantor atau pusat bisnis. Arsitektur bangunan yang khas menjadi daya tarik utama bagi para fotografer dan wisatawan.

3. Pusat Kebudayaan Cak Durasim

Pusat Kebudayaan Cak Durasim, yang terletak di kawasan Balai Pemuda, adalah salah satu lokasi yang kerap dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam budaya dan sejarah Kota Surabaya. Gedung ini, yang awalnya digunakan sebagai tempat berkumpulnya kaum muda pada masa kolonial, kini menjadi pusat kegiatan seni dan budaya, serta sering menjadi lokasi pementasan seni tradisional dan kontemporer.

4. De Javasche Bank (Museum Bank Indonesia Surabaya)

Bangunan De Javasche Bank yang kini menjadi Museum Bank Indonesia Surabaya adalah salah satu bangunan peninggalan kolonial yang masih berdiri kokoh di Kota Lama. Museum ini menampilkan sejarah perbankan di Indonesia serta peran Surabaya sebagai salah satu pusat ekonomi di masa lalu. Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi mata uang, dokumen sejarah, dan artefak lainnya.

5. Kembang Jepun

Kawasan Kembang Jepun adalah pusat perniagaan yang dulunya merupakan Pecinan terbesar di Surabaya. Hingga kini, kawasan ini tetap menjadi pusat perdagangan yang ramai, dengan deretan toko dan bangunan tua yang masih mempertahankan arsitektur khas Tionghoa. Di sini, pengunjung dapat merasakan atmosfer tempo dulu sambil menikmati kuliner khas Tionghoa yang legendaris.

6. Gereja Kepanjen

Gereja Kepanjen atau Gereja Katolik Santa Perawan Maria merupakan salah satu gereja tertua di Surabaya yang dibangun pada abad ke-19. Gereja ini memiliki arsitektur neo-gotik yang megah dan menjadi salah satu landmark penting di kawasan Kota Lama. Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, gereja ini masih aktif digunakan untuk ibadah dan menjadi daya tarik wisata religi.

Revitalisasi dan Pelestarian

Seiring dengan perkembangan kota, pemerintah Surabaya terus berupaya melakukan revitalisasi kawasan Kota Lama untuk mempertahankan nilai sejarahnya. Berbagai program pelestarian dilakukan agar bangunan-bangunan tua ini tetap terjaga dan dapat menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik. Upaya ini juga bertujuan untuk menjaga identitas Surabaya sebagai kota yang kaya akan warisan budaya dan sejarah.

Kota Lama Surabaya adalah cerminan masa lalu yang terjaga di tengah modernitas kota. Mengunjungi kawasan ini memberikan pengalaman unik bagi siapa saja yang ingin merasakan napak tilas sejarah Surabaya. Dari arsitektur megah hingga cerita di balik bangunan-bangunan tua, Kota Lama Surabaya menyimpan banyak kisah yang layak untuk dieksplorasi.

(Ag/SPn)

Lebih baru Lebih lama